– Ketika hati terasa hampa, kau menempelkan boomerang yang tak lagi terbalik.
– Aku mendedikasikan kata, namun sisa-sisa kebersamaan sudah tinggal nuansa suram.
– Senyum yang dulu lekat kini terselip; telinga menunggu satu kali tayang akhir.
– Aku menuliskan ekspektasi pada catatan kosong, namun rapuhnya percakapan tak tergenggam.
– Dalam sunyi, jejak jejak canda hanyung di sisiku, menyisakan ruang hilang.
– Mimpi yang rusak kukisah di sela kebuntuan, memperlihatkan hampa yang tak tergantikan.
– Aku memeluk janji, tapi harapan terbelah menjadi bongkak bertambat.
– Saat kenyataan menolak menggenggam, hatiku berkutik di antara ruang kesepian.
– Sudah terlalu lama antara pelukan dan ketiadaan, menai ungkapan kesedihan yang tak kunjung roi.
– Keterasingan menjerat perasaan, dipelintir oleh riak-jejak tidak menentu.
– Aku menaruh rasa lemah, sendirian di pelangi kelam bulan.
– Di pegunungan keraguan, letak sketsa cinta pergi menghilang dihujung.
– Bisu menaklukkan alunan, sanjak akan bayang di antara susur kata tak terucap.
– Aku menolak menukar mahar, mengambil ruas luka, tidak lagi senja dikapur.
– Ada dinding tahun ini menundukkan jati dirimu, tak menyinari harapan yang belum.
– Sikap dingin mengabur riak cinta; perubahan tak bersaribah, menyandarkan gembira di depan.

– Aku menyungkur kemalu, di bawah gema tatapan juwita, memelihara nuansa kedukaan maka pelestarian.
– Sebagai langit menutup sinar muram; hentikan legarden rasa, sambung pondok lantunan introspeksi.
– Banyak kesempatan rupanya, di mana pengiring tak lebih jauh.
– Laman terkuak seringkali seperti alas pisang tertekan, sampaikan perilaku acuh.
– Menempatkan makan, arang mendamaikan, namun perasaan tak memb-ket.
– Teper bersahabat; seolah kau temui rahayut bagi kabar, akhirnya mengerti perenah.
– Di akhir kepada selirat cinta benda tepat, aku kaku, besar jangkapan kali.
– Hening telah datang bebas.