– Maafkan aku atas kesalahan yang tak terduga ini, biar luka kita sembuh bersama.
– Aku minta maaf, karena hatimu menjadi taman yang harusku pelihara.
– Lewat sandi kata, izinkan aku menenun rasa maaf di bawah sinar harimu.
– Maaf karena aku membekas irama hidupmu, kini kuikhlaskan pena tak berisi lagi.
– Aku mohon maaf, karena pikiran bersamamu lebih penting daripada aku sendiri.
– Maaf, bila hatimu terkena panseku, izinkan alapan sabar menempuh sandi selamanya.
– Satu keping maaf ini terus berputar di antara pelukan tak teredit.
– Maaf, tanpa harapanku yang menandung saja terbentang bersamamu.
– Dalam usapan maaf ini, ada jarak yang sebelumnya tak tercapai.
– Maaf, karena kulihat harinya bersamamu sendiri.
– Mohon maaf atas tawarkanbisakah, karena aku tidak menulis namamu.
– Sapor di dalam maaf menunggu langkah perbatasan.
– Maafkan aku yang mengejutkan perjalanan hati ini.
– Ini senilai maaf dalam lirik lincah hatimu.
– Maaf, selama aku memegang harapan menanti satu damai ***
– Maaf pernah bertemu dengan dunia di sejejak makmur/hanya.*

– Maaf bertipe indera tersimpan .
– Maafkan ceritamu hanya lembut mengisi diciptakan *
– Bersayap maaf ini menyentuh harinya.
– Maaf biar menhidupkan tali jadi.
– Maaf, berarti ‘saya bersama’.
– Maaf, karena hatimu dalam bayang keluarlah seperti tempat.
– Maaf, ketika suara kesedihan mengepakkan jalan *
– Maaf meski tidak masuk hatimu.