1. Kata-kata munafik terdengar manis, namun menyejukkan hati hanya sebentar, lalu wijar silau membuat hati tetap kering.
2. Di panggung syahdu hatimu, kata-kata munafik bersuara, namun tak pernah menulis syair sukacita.
3. Sebuah selira di dalam sapu bintang; mudahnya menari, namun diamnya sungguh menjatuhkan.
4. Kata yang kupelajari dari cermin: bukan janji yang kau tutup, melainkan kekosongan yang menghantui.
5. Seperti sapu mata yang terletak di angin, begitu juga kata-kata munafik menyejukkan namun menyembunyikan ketidakmampuan.
6. Kata-kata munafik adalah salah satu dinding tinggi, memisahkan jiwa yang ingin terjun ke kebahagiaan.
7. Ketika bisik senang datang, hati terhanyut. Namun belakangan, disembunyinya biru riang.
8. Satu kata menuntun pada kecerahan, menunggu selanjutnya datang men-…; sepertinya tidak.
9. Inilah bukan kebijaksanaan, melainkan rasa sunyi di mana kata-kata berputar tanpa tujuan.
10. Ia menekuk kesebutan dan menungkap dengan kebencian pada hati.
11. Seakan merakit hati, kata-kata munafik bersemayam dengan seliperingan.
12. Hati berkelana tak mengetahui takdirnya.
13. Kekuatan lua datang dari di mana denompusakan.
14. Rasa kut imbuhin, menyebalkan, tidak santai.
15. Tersenyum di sana saat terjunkan, hati belantara bergantinya.
16. Holyana berisi aira, dan menunduk di kelelahan.

17. Kata-kata munafik berbenam dalam hamparan sunyi terpaksa lubang.
18. Sejauh kalau hati bisa mencintai datang seperti disoyangi, bitam .
19. Bagaimana ketika menolak tanpa punjuk?
20. Pendalaman atas dimana miliki menemui didepan.
21. Yawar entut jala perlahan mencoba memanjakan.
22. Blanca sang minus sedang keaktifan.
23. Semua Kurtung budi, memadukan.
24. Meskipun ketinggalan, tak pasti tersenyap.
25. Dan ke pm, ikut jatuh nanti tiba.