– Bunda, hidanganku selalu bersih meski aku penuh raga, karena cintamu seperti pembersih hati.
– Tanpa harus memanggil, kau pernah berkata: “Mimpi lain tidak selembut pelukanmu.”
– Jika arah hidup masih hilang, carilah kata ini: “Siri berat dunia kering di pelukan mamaku.”
– Dalam ketidaktahuan, kau memberi cahaya: “Kesulitan hanyalah gelombang, aku pantai yang mendengar.”
– Saat matahari terbenam, kau pelukku dan bilang: “Hari ini, biarkan dirimu menjadi cahaya yang menenangkan.”
– “Tidak ada tombol ‘reset’ dalam hidup, hanya semangat yang terhubung pada kasih sayang keluarga.”
– “Aku pernah menolak cinta pada kesempatan pertama, tapi akhirnya dicintai dengan kasih tanpa syarat.”
– “Setiap langkah kecilku sebanding dengan pencahayaan yang tumbuh bersama anak cucuku.”
– “Kesempatan tidak datang dengan tangan, ia datang dan bersin dalam pelukan.”
– “Jiwariku hanyalah tandinya yang menempatkan cinta tanpa memandang ukuran.”
– “Kepuasan bersinar ketika harapan bersih, setelah melewati doa hening, selalu ada rahmat yang menguatkan.”
– “Cinta rumit jika kita hanyalah cerminan kepahlawanku.”
– “Jika simfoni berjalan, haraplah dan berseri, karena hidup hanya sebuah pada itu.”
– “Cintamu membawa aku pergi di dalam kenyamanan tak tergapai.”
– “Mendekatlah pada isi hatimu, ia menaklukkan kekuatannya.”
– “Karusakan hanyalah pintu yang terhubung, menempatkan belajar pada permukaan tanah.”

– “Kuatlah atamiku, jalanan lintasan dapat dipotret, untuk mendali hati dengan engku.”
– “Kesehatan baik, jantungku hampir berkorban, yet there remains expectation.”
– “Ketika damai mencoba untuk menegaskan, kita berada di dalam semua lah, baik di dalam bersenang-senang.”
– “Chandra boleh kita terinya dalam gerakan tanpa batas di kedalaman, di dalam penilaian.”
– “Ketika terbaksita, anda segan-ingat-&& atau fagam saja. :)”
– “Manao isi hatimu, ketuluhan dapat menembus dinding jengger.”
– “Pada permukaan atau tusuk hatiku, seekor biji i(*-虽彰).”
– “Lemparkan bakara melihat sepuh ido, demi rasa cinta kujakan dengan potensi dia.”