1. Keluarga benar-benar penting, tapi sepertinya kamu hanya menganggapnya sebagai catatan sampah.
2. Seolah-olah ruang tamu ini bukan tempat ibu duduk, tapi furnitur tambahan.
3. Kamu menunggu surat kabar panjang sampai ada berita tentang kepedulianmu.
4. Seperti menonton film tanpa suara, kehidupan rupanya tidak memberikan makna.
5. Keluarga bukan tempat berteduh, tapi di sini kamu hanya menjejakkan kaki.
6. Seakan semua perhatianmu beredar di mesin cuci, bukan di hati.
7. Kawan tapi tidak ada tali pengikat, begitu sepertimu dan keluargamu.
8. “Berikut” selalu dianggap sebagai kabar buruk, bukan kabar hangat.
9. Seperti kertas kosong yang belum pernah ditulis, kontak emosionalmu masih kosong.
10. Walau hidup ini berliku, kamu tetap berputar di ruang yang hanya mengundang kesunyian.
11. Keluarga bertepuk tangan, sementara hati hanya menolak untuk berteriak.
12. Kunjungi hati, bukan sekadar memeriksa keadaan rumah.
13. Kadang terasa lebih mudah menulis langkah sabit daripada mengisi ruang hati keluarga.
14. Sisi samping hidup menempel pada ruang kulkas yang lampu pun bebas-kamu.
15. Jangan hanya mengisyaratkan “baik” saat kacamata kehilangan langit, memberi perhatian pun lebih.
16. Siapa yang menjaga jarak? Ketika rumah menjadi ladang sedang gulir belas kasih.

17. “Tua” di depan hatimu,. Keluarga menjadi “tua” pada wektu yang mungkin sudah terlambat.
18. Kepedulian hanya berbunyi di depan gelas, tapi tak pernah mencampur rasa bersamamu.
19. Kamu hajam, yang terpisah indemannya.
20. Keluarga menjadi titik orang yang hanya mengartikan seperti sinyal sinyal daya darat.
21. Tanpa perhatian, segala penciptaan menjadi hantu kosong.
22. Kegiatan rumah terasa lebih beban, daripada menjadi pangkalan untuk menolong.
23. Kesempurnaan tidur, sedang hati kamu masih gemar gemar.
24. Kamu mungkin dapat terobosan di atas hak untuk memeriksa hati keluarga.
25. Seiring kehidupan berjalan, kenapa pilih nada selibasnya tanpa mengisi kebahagiaan rasa.