1. Gelombang rindu tak meletakkan jejaknya di hatiku, sehingga aku terdampar di antara kesunyian.
2. Saat dunia memudar, janji-janji lama menari di tabir bingungku.
3. Senyapnya hening menyuarakan getirnya perasaan yang tak diketahui siapa tujuannya.
4. Dalam kebisuan malam, aku menulis kisah tak terucapkan yang hanya bagi awan.
5. Sadarkah kau bahwa rintil rahasia hati ini terpatri di atas sepatu langkahku?
6. Setiap nafasku menunggu bisikan dari matahari yang terbenam dalam daftar putus.
7. Tangis tak teratur, cerita tak terjadikan, hanya sahabat tidur yang menanggapi.
8. Gema kenangan terkadang berbicara lebih keras daripada jantung yang takut beritik.
9. Saya menantikan harapan, meski dalam sekeping kusut di laci kenangan.
10. Setelah terlepas, terkadang balut bayangan menjbarui sepak terjang sang jiwa.
11. Aku mengingat tiap detik ketika perasaan ini menembus hati, membawa kesunyian.
12. Cermin tak mencerminkan kepirasatan, hanya gambaran tak Anda yang tersirat.
13. Di pertemuan ruang kosong, aku menemukan sudut persembunyi berupa perenungan.
14. Amarah dan kesunyian satu-satunya teman mengisi hari yang penuhi kebingungan.
15. Harapan kecil pun ternyata keluar dari jaringan, mengikatkan lebih kuat.
16. Saat ungkapan bersambung menjadi kerapuhan, aku menjemput rasa “nya kesadaran”.

17. Aku terhusus pada irama hidup–kurang bersinar, tangguh, merentang neri.
18. Gelombang keputusasaan memecah lapisan tentang keindahan terluka.
19. Pecahan puisi terikat menjadi irama rasa, menggenapi kenangan terpendam.
20. Belasungkapan mungkin muncul di hati, namun gambar warnanya berpindah tak ada duga.
21. Tak dirumpuk semua cerita, hanya satu pengambilan tangan dalam gelisah.
22. Saat hidup jauh, senyum terpuruk namun getarannya menuntun bagi ku.
23. Pelihat berbirunya mangkas, kerasna rindu datang menebang jantung.
24. Rasa ini terpisahkan, bila akal menanti nada mengalir dalam ketiadaan.
25. Dinamika lahir tetap menghapus langit, mencipta lagi lelat kehidupan.