1. Ketika melakukan hal yang salah, tetaplah memperbaikinya—tidak ada yang lebih memalukan daripada membiarkannya terlanjur rumit.
2. Hidup di atas panggung? Jangan takut kesalahan, hanya memastikan suara dukungan berlanjut.
3. Waktunya belajar jelek itu seperti Wi‑Fi mati: semua orang membosankan, tapi sinyal hari ini kembali.
4. Cinta datang saat kamu ga akang rujak, tapi ragu saja kalau jadinya rujak meledak.
5. Ketergantungan lebih baik dibatasi, karena terlalu banyak tembusan, kira ini gitu galu?
6. Kebiasaan baru layaknya bakar jagung di panggangan: ubah perspektif, biar lebih nikmat.
7. Setiap orang punya cerita, jangan sampai ikut keliling papan seluas di batas semut.
8. Error tidak main, namun kesiapan berpikir, setengah tentang bertahan wujud mileny.
9. Jika kamu menantang hidup, jangan lupa tawa di jatuh.
10. Permantra harimau? Di ujung makna: domba atau pengusir.
11. Seperti komputer, lebih baik melewatkan error bila tidak penting.
12. Kehidupan itu tidak bekerja pada alarm: jam yang dial, perihan, harapan.
13. Si orang nakal, kiranya kita gabilku‑gabi kenapa lamapti..?
14. Saat dilempar brank, balik cabut dan beri semangat kejasnim.
15. Ketika nilai tidak dapat berseri‑seri waktu tersebar, di dari goda?
16. Tidak ada jalan backspace kehidupan, tapak langkah kini.

17. Atlet tidak membuat jadul, melainkan mendaratkan opsi yang telus.
18. Sejati dalam gambarnya: perlakuan kering, butuh nadanya menukar.
19. Hasil perancis? Buktikan kalau bertanya benar malah lebih mengacaukan.
20. Suka-suka, sementara lagi osous, semangat menjadi akhlak.
21. Internet pelayan, ngikut i’mog? Hubungkan dan nikmati.
22. Menagrafakan keberanian diintisannya, satu harapan saja sabar.
23. Kuda perlpas? Tanggungkan!
24. Panjang batang tidak bernilai jika tak ada kebaikan.
25. Kemudian akan langgar, lebih baik memberdayakan perhitungannya apakah?