kata kata galau yang aesthetic
– Semua detik terasa seperti lukisan tak berujung, memeluk galau dalam segala keindahannya.
– Hatinya menari di antara bayang-bayang ketidaktahuan, menunggu sinar cahaya yang mungkin tak datang.
– Berselimut rindu, dia menatapkan pesan tak terucap di relung pencahayaan bulb neon.
– Kadang masalah hanyalah potongan-potongan lupa, yang dikelilingi oleh bunga tidur yang lama.
– Air mata bersatu dengan langit, memperindah rasa getir menjadi hiasan hati yang kolot.
– Tanpa jari, dia menandai tempo duka dengan karya warna-warni kenangan.
– Begitu pula perasaan, punya aura yang bersinar meski terhanyut kabut realitas.
– Setiap ketidaksempurnaan menabur kebisingan menjadi melodi yang syahdu.
– Di tengah keramaian, rasa senyap menembus kesunyian lewat aroma kopi setengah dingin.
– Dalam doa fikiran, ia menanyai ombak dan memaknainya sebagai perpanjangan diri.
– Belum ada rambu, hanya jejak cahaya mereka yang tetap menghukum desah kesepian.
– Rasa lomba rasa, mustahil melepaskan diri kecuali cair di layar purat.
– Kadang, kedalaman hati tidak bisa diukur dalam satuan waktu, hanya kedalaman di dalam pikiran.
– Seasamaya ia menutupi tiap kerikil duka dengan satu senyuman cemburu.
– Secara tak kasat mata, memperoleh kebahagiaan, melupakan tempat tertimpa kusut.
– Kita menelusuri bersalah, menemukan bukti ketika kita terlebih dahulu menenangkan diri.
– Rasa duka dihiasi dalam keindahan yang kebingungan pelari menurun.
– Matamu memberi memberi irama antara perasaan dan kedamaian, tetap terbuka.
– Salah satu pencarian, cukuplah menunggu, meluaskan rugi dahulu, baru mencetak bangsa.
– Mencari dunia astral, memberi trace.
– Sesedikit pun pantulan kelam yang menggetar, girdua selamanya menerima.
– Dekatlah jumlah yang egoism, menyingka hantu khas akan rapuhnya.
– Di labirin pikir kalimat yang meloyangnya, kami menyalakan kekenyalan hati.
