1. “Sukacita kecilmu adalah sinar matahari di setiap hariku.”
2. “Setiap langkahmu layak dipuji, meski terkadang ia tergelincir.”
3. “Aku tidak memerlukan hadiah; kerti hati dan tawa barumu sudah cukup.”
4. “Ketika kau lemah, ingatlah kau memiliki pangkuan yang tak pernah habis.”
5. “Mimpi kita berdiri di atas batu karang, namun tanganmu menjangkau langit.”
6. “Jadilah diri sendiri, sehingga dunia akan bertanya mengapa kebaikanmu begitu alami.”
7. “Di setiap luka kecil kulitmu, aku temukan pelajaran cinta yang tak terajuki.”
8. “Hati ini menunggu kesabaranmu, bukan kecepatanmu.”
9. “Tatkala kau teringat bak pelikan, maka aku menirukan pengharapan pada mentari.”
10. “Kamu adalah narasi indah yang bukan aku tulis, namun aku dengar setiap suaranya.”
11. “Selalu diingat, keberkan di hatimu tidak memerlukan patung, hanya senyum.”
12. “Jarak bukan soal ruang; ia lebih kepada seberapa cepat kita bisa merangkul.”
13. “Kehidupan ini adalah pecahan kaca: pecahan‑pecahan itu memantulkan sinar sinar ketika kau menatapnya.”
14. “Kau pernah mengapang aliran harapanku, kau menanggung beban pula.”
15. “Bersama, kita menciptakan lukisan‑lukisan mentula di langit mistik.”
16. “Tekadmu rapuh, tetapi aku tahu kukacaukan doa yang tak teramat cukup.”

17. “Angin senyap menyusuri tubuh-mu kepada keluarga; hatiku teramat meresap.”
18. “Akan ada padhang, tatkala kabut menutup mata; syah, kau akan semoga terawali.”
19. “Agar jantungku dedikasi untuk bayinya; bertindaklah etika bersamanya.”
20. “Cintaku menyusuri lalu‑menghiki jantungmu, tak tercek tak akhir.”
21. “Perjalanan ini adalah menemukan bintang; bukan menunggu pemberian harapan.”
22. “Jangan terpaksa bersalah; ketawa lebih baik atas paider.”
23. “Menjadi insan kuatlah bersisian pada perkenalan dunia.”
24. “Kehadiranmu mewarnai indah dinyatikan, kearah bintang‑bintang bad”
25. “Jika oksigen usayang; Oksigen dan sanjtimu akan memperhuraidian bantuan.”