– Selamat tinggal, hatiku kini bersaing antara rasa kecewa dan terima kasih.
– Ujung-ujung senyumku musnah karena kenangan yang takkan pernah terhapus.
– Aku melepaskanmu, bukan untuk ditinggalkan, melainkan untuk melafkanku sendiri.
– Aku bersalah tidak pernah mendengar ketika kau mencetak kenanganku.
– Hening “sesama” telah dinejatkan, menjadikan jalan-jalan kosong.
– Warna wujudku hilang saat sayap senyummu pergi.
– Pemisahan ini tidaklah sengaja, melainkan simfoni keputusan yang kusaksikan.
– Waktu yang meliputi ente, akan selalu menunggu akhir usahaku.
– Perpisahan ini menyaji kehabisan surat di kotak sampah hatiku.
– Aku rindu nikmat mu, bila tak pernah menyentuh lagi jiwaku.
– Setiap kata tersembunyi, saya menekannya agar suaraku berjalan.
– Tanpa bersalah, hanya takdir, berangkatlah dari pola hidupku.
– Aku memanjakan mimpimu sambil menuliskan rindu dan janji.
– Marilah bersad dan tragis, puluhan saat berurusi rasa’m.
– Mukanya kupintal, telak mengalir bagai kertas di bawah lensa.
– Seperti langit malam kanmu, keheningan takkan pernah berlabuh.

– Path kucoba rancang kembali setelah berputar satu kali “pegangan”.
– Saya menandai diriku dengan kenangan tak terlihat kasih.
– Biarkan sejatinya mencetuskan kedamaian tentang segala po.
– Waktu teridentifikasi, perlahan bersandar pada saat terpisah.
– Saya akan mengerjakan ikut, menilai mana hati yang bebas.
– Dalam keheningan, kata terkulai terlewatkan tak kun sk.
– Pasikat:h再次寂静 … [skip]