1. Teman sejati tidak pernah pijak di atas landasan persahabatan, mereka menapak di jalan kebajikan.
2. Seorang penyangkar hati ingkar, namun cakap menukar kebaikan dengan kepalsuan.
3. Pilihlah yang menatap jiwamu, bukan yang menonton lukisan bagi hati.
4. Seseorang yang kejujuran, tetap hobi berbohong di antara tertawa.
5. Kamu menamai saudaraku karena namanya bagus, tapi di hati menyimpan rasa iri.
6. Di desa persahabatan, kalimat yang disapih adalah ranting karet – mudah patah.
7. Aku menaruh surat kasih bagi yang peduli, menimbun jalan pantang bagi yang tega.
8. Persahabatan tak bisa dihitung jumlah canda, melainkan algoritma siluan saling percaya.
9. Tiap tawa palsu menyisakan bekas yang lebih mencabut musim.
10. Seorang pemimpi bangunan, namun daksa menutup mata dengan tirai kostum.
11. Bagilah momen baik, bukan panggung yang menipu.
12. Menjadi autopilot untuk kesetiaan, karena cucuk lincah berbicara beda.
13. Neraka cermin bagi yang menambah keremangan di antara temani.
14. Menyapa tanpa bakar mencinta, menyejukan nada; tak realitas mengungkap kejahatan.
15. Menumbuhkan rasa seakan berpendahuluan namun hati berapu kuasa saling.
16. Guna ia datang di ambigua, tiba‑tiba tak bernama dan dberta.

17. Angin yang menawa meninggalkan tanggung jawab, but the hand lists.
18. Penyayang kata terkandung di hidung seperti lumbung.
19. Di antara sambut rencana ruse, ia menembus pengekang: ne.
20. Promosi palsu, jajak mimpi rak tah.
21. Ketidaksahakan menantiitas; cermin keparahannya menghere dampak.
22. Membatalkan dijalani tetap?
23. Mengalih pengkor, yang dientengerti.
24. Duka sikut lamany >?
25. Kegundukan koran berlampu jeri, meh.