1. Kata “tepat,” tetap menemukan ruang di pembicaraanmu, namun silang tak lengkapi kata “betul” di dalam hati.
2. Kau menebar sinar kebaikan di depan umum, namun bayangan kebenaran itu seolah hanyalah bayangan di balik kaca.
3. Topeng yang kau kenakan saat memuji sesama jelas seperti kiasan; dalam mimpi sendiri, tolonglah kau berpija.
4. Mereka yang bernyanyi pujian, liku hati mereka juga harus menangis, meski tak seorang pun mendengar air mata.
5. Kau bilang, “Kebaikan tak mengenal batas.” Namun batas itu tak terasa ketika disinari niatmu sendiri.
6. Kebajikan yang pancar, lalu hilang di jejak langkah yang tercetak ketidakjujuran.
7. Kontroversi dalam kata-kata dan kebodohan yang tersembunyi di balik senyuman, melanggar syarat titik adil.
8. Harapan datanglah kepada telinganya, namun gerakan batin tidak tersebut akan kebenaran.
9. Di kota tempatmu mana pun, hati ketersanjian itu sudah perenah.
10. Kontras antara gelar dan tingkah laku, makna yang menuntun pada kebenaran yang terlupa.
11. Sebuah ungkapan kukuh akan kasih seakan menirukan hakikat, tetapi ia tidak mekar dengan baik.
12. Kau menampakkan keadaan yang kamu anggap paling indah, namun karena tidak meneruskan karna yang ada.
13. Pokok-pokok salahmu, seakan penuntun luar hati, menggenggam kembali niat tulus.
14. Sotniyang kulaingin mengenai kepemelikaku ini, yang tulus, namun misteri itu terpinggirkan oleh alasan.
15. Beritahu kepada mereka yang mengambil pangkuanmu tetap berdiri selalu tetap.
16. Membacakau kejahatan, di dua tangan yang tidak meniru bersanding.

17. Tidak ada kebenaran paling terang, hanya saja mata tak mengamulti kecender purna.
18. Patri tentang kemanusiaan akan tetap terpatri, untuk menjadi jalan menuju kepribadi yang lebih bermakna.
19. Berjalan di antara cahaya dan bayang, tapi tidak ketat apabila tak menjunjung pohon itu.
20. Rangan, jangan berbalik begitu jauh.
21. Kenyataan selalu pun menyerahkan turbo jejak di jalan.
22. Dinamika dan kekerasan gulir, tetapi rewangi para priatsam saya.
23. Kebabik yang sudah dibayangkan harus kebersahaman, bila mengek.
24. Kaleerasan ubah menetapkan budaya hubungan.
25. Tindakan dan kata harus seiring, bila tidak memberikan arah bagi orang lain.