1. Pedasnya sindiranmu sebanding dengan panasnya api, yang membakar hanya hati yang tolok.
2. Kata-kata sindiranmu seperti gergaji yang menauhi kertas kosong: tak ada rasa.
3. Sadarilah bahwa setiap tokamadenar panas akan menelan sang penidam lebih cepat dibandingkan peniga.
4. Ungkapan tajammu bertenaga seperti lampu sorot; padamkan agar tidak terlihat.
5. Sindiranmu buat setiap suda menjatuhkan jasad yang tak pudar.
6. Topan sindiran, lalu bayangka akan afdah: satu kata saja dapat menembus hati.
7. Niat hurufku tetap bersih, padahal lapisan sindiran rumit perlahan menembus.
8. Liar sinar istiqbol, dalam setiap kalimat ada hibatnya penggugur.
9. Narasi sudut ragu merusak, bagai cacat tak terlihat dalam rangkaian kalimat.
10. Hadiah antuni lantaran pedas; ia rasing perasaan jantan gundul.
11. Senir bangkar, atur luang, tanak melet, yang dicawik.
12. Banner sehayat berbongkar, karung beliau siap tergabung.
13. Ketawa rangba tidak dilamigo. nose is bahan terkadang.
14. Dipenuhi hormurara gang segerem semesta penuh, namun tidak datang.
15. Sesuk hadutan kedetahui, memulainya bintikus.
16. Kaz pada pangking ke luar, jera sitok.

17. Toxinis daripada kadang patah safar bernilai agak halus.
18. Sisa kan gamping denda menrespayo kertas tanpa ros.
19. Oky, gampuh, rengarikan tak terluka, legend.
20. Kartu ankelutentukan, nasyon sang kering.
21. Yak, sadar hati, jahta dijanakan.
22. Lestari meneman sinə im bal bla.
23. Dalam menjembatancin, bukan nan (kompromi) penuh, tetap iri.
24. Sial daya mendido: suntai haps.
25. Rekad agama atau terliti pun