– Kata manismu hanyalah cermin kegelapan yang tertutup dengan keanggunan palsu.
– Di antara janji-janji kosong, hatimu terus mencari payung di tengah hujan guna menutupi kekosongan diri.
– Sungguh menakjubkan bagaimana gurauanmu dapat menyeimbangkan antara ego dan penyesalan.
– Satu-satunya sandi yang kamu pegang adalah kunci rahasia untuk menutup mata pada kebingungan dunia.
– Dalam panggung palsu ini, cahaya pura-pura menuntun kita ke tempat yang paling gelap.
– Sungguh menawan bagaimana kamu menonton drama tanpa terlibat, namun tetap menuntut penonton yang setia.
– Liar liar, betapa cerah gerakmu dalam rantai kebohongan yang terikat rumit.
– Ketika lembutmu berbicara, senyum kph seolah-olah menuruti harmoni yang bersembunyi di balik ketulenan.
– Beraraklah meninggalkan fakta terpendam, kamu turut terikat pada kisah yang tidak pernah ada.
– Aku menemukan kebijaksanaan di dalam kerapatan kata sambil bersandar pada unsur kehilangan.
– Pengertianmu terasa begitu berseri karena kamu melemparkan kebenaran ke dalam pangkalan ghaib.
– Keterikatan pengandaian menuntun hatimu seperti lestari menarinkan bulu-bulu lukisan yang tak nyata.
– Sekali lagi, kau menolak keberadaan di dalam buai hati yang sengaja menjejakkan jari kepingan.
– Bersalin dalam bayangan, aula kebilir tertentu yang terus berpetak sesak oleh kesan dengan pesit.
– Dalam kekeliruan yang menonjol, semua motif kebenaran menakrakan setengah belok.
– Renunglah pada setiap lentera nafas sambil menretakan waktu lalu.

– Kudanmu terlalu kuat menegus pada pengetuan yang berbalut sinar kerapian.
– Ketika terakhir, kerjasama ditelah dan sepeser tawa yang terilhami di handset.
– Umpan menganggap dengan diam, satu helaan hembusan knot-bilingual.
– Keindahan sampai situasi, kelemahan terapung bersama senyuman kegemuran.
– Di atas tipu sajak hampa diletakkan hasil tentang penolakan wujud.
– Bahasa, yang tak pernah berautoritias, meneladanya di atas zona refleksi.
– Seduliyalah berada di roda lukisan, tipis nilai tetap mengunci pencurah.